BekisarMedia.id — Pencemaran Sungai Musi dan anak-anak sungai di Kota Palembang, saat ini sangat mengkhawatirkan. Air sungai yang keruh dan bahkan hitam, disertai bau busuk yang menyengat akibat limbah, menjadi permasalahan yang harus diatasi.
Ketua Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Jon H eri, mengatakan, untuk mengatasi pencemaran sungai, tidak hanya cukup sekedar ceremonial atau hanya dilakukan sesekali saja. Namun, diperlukan konsistensi dan komitmen dari seluruh pihak, baik itu Pemerintah hingga masyarakat.
“Jangan hanya sesekali saja. Kita lihat Wali Kota Palembang turun bersihkan sungai, lalu kebanyakan warga hanya menonton.” ujarnya dalam acara Forum Diskusi dengan tema Menyelami Sungai Musi dalam Persefektif Kebijakan Pemerintah untuk Kelestarian Lingkungan Budaya dan Kesejahteraan Masyarakat yang digelar di Kantor Berita RMOL Sumsel di Istana Adat Kesultanan Palembang, pada hari Kamis tanggal 11 Agustus 2022.
Terjadinya kerusakan lingkungan di sungai, sambung dia, tidak terlepas dari peran masyarakat yang masih menganggap buang sampah sembarangan atau ke sungai, merupakan hal yang biasa.
“Program pemerintah terkait penanganan pencemaran sungai, harus disosialisasikan, bukan hanya melalui rilis saja. Sehingga masyarakat tahu, penyebab banjir dari Sungai Musi. Media kerja sama dengan Kominfo, ajak masyarakat untuk ikut berkontribusi dalam membersihkan sungai.” kata Jon Heri.
Dia pun mengungkapkan, pemberitaan tentang permasalahan dan penanganan permasalahan lingkungan di Kota Palembang, menjadi permasalahan tersendiri bagi media massa. Alasannya, karena kurang terbukanya pemerintah setempat dalam penyampaian data.
“Ketika teman-teman jurnalis ingin mendalami, pemerintah tidak terbuka. Menurut saya, ini tidak tegas. Ada peraturan, namun tidak ada penjaga yang mengawasi peraturan ini.” tuturnya.
Sementara itu, anggota Tim Ekspedisi Sungai Nusantara (ESN), Hariansyah Usman, menambahkan, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh pihaknya, Sungai Musi saat ini menjadi sungai dengan mikro plastik paling banyak.
“Kita mengambil contoh beberapa jenis ikan. Hasilnya, didalam tubuh ikan yang didapatkan, terdapat mikroplastik.” kata dia.
Dia pun meminta agar Pemerintah tidak tinggal diam. Terlebih, Sungai Musi masih menjadi sumber bahan baku air bagi masyarakat. “Masyarakat maupun perusahaan yang beraktivitas di pinggiran Sungai Musi, harus diedukasi untuk mengolah sampah atau limbah yang akan dibuang. Sehingga kualitas air sungai musi bisa membaik.” tegas Hariansyah Usman. (ohs)