BekisarMedia.id — Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) mulai berimbas terhadap naiknya sejumlah kebutuhan bahan pokok di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur Provinsi Sumatera Selatan.
Selain harga naik, tingkat daya beli masyarakat juga terlihat menurun. Hal ini berdasarkan pantauan di Pasar Tradisional Martapura, Kabupaten OKU Timur, pada hari Kamis pagi tanggal 15 September 2022.
Sepinya pembeli di pasar ini, membuat sejumlah pedagang lesu. Bukan hanya pedagang sembako saja, namun pedagang pakaian dan kebutuhan lainnya, juga turut mengalami imbasnya.
Kartila, salah satu pedagang sembako, mengatakan, untuk harga kebutuhan bahan pokok saat ini belum ada kenaikan signifikan. Sebab, sembako yang ia jual merupakan stok lama, sebelum adanya kenaikan harga BBM.
Namun ia memprediksi, kenaikan akan tetap terjadi, karena ongkos kirim pasokan sembako pasti ikut naik, imbas naiknya BBM subsidi. Kartila merincikan, untuk saat ini, harga beras medium yang ia jual masih kisaran Rp10 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium, dì harga Rp12 ribu per kilogram.
Kemudian, untuk harga gandum curah, saat ini masih Rp10 ribu dan gandum premium dalam kemasan Rp12 ribu per kilogram. Selain itu, untuk harga minyak goreng, saat ini masih terbilang stabil dari kisaran harga Rp12 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram, tergantung dengan merknya.
“Kalau harga belum naik signifikan, karena yang kita jual stok lama sebelum BBM naik. Cuma kendala saat ini pembeli makin sepi, jadi kita jualan juga lesu.” ujar Kartila.
Ia mengatakan, daya beli masyarakat menurun ini sejak dampak Covid 19. Namun dìtambah dengan BBM naik, pengunjung pasar justru semakin sepi. “Daya beli masyarakat saat ini sangat jauh merosot. Mungkin karena pendapatan masyarakat juga turun, apalagi banyak kebijakan pemerintah justru menyusahkan.” bebernya.
Naiknya harga kebutuhan, juga dìakui pedagang, dìmana saat ini harga bawang merah yang ia jual sebelumnya Rp22 ribu perkilo sekarang menjadi Rp25 ribu. Kemudian, harga bawang putih sebelumnya Rp15 ribu, sekarang naik menjadi Rp17 ribu per kilogram.
“Untuk harga Gula, masih stabil dì harga Rp13 ribu per kilogram. Kemudian untuk harga telur ayam yang jumbo, saat ini Rp30 ribu per kilogram dan yang kecil Rp28 ribu.” ujarnya.
Bebeda dengan harga cabai, saat ini harga cabai dì Pasar Tradisional Martapura justru mengalami penurunan dari sebelumnya. Dìmana, untuk harga cabai rawit di kisaran Rp50 ribu per kilogram, cabai besar Rp 60 ribu dan cabai setan Rp60 ribu.
“Kalau stok cabai sejauh ini masih aman, karena petani banyak yang sudah panen. Namun imbas BBM naik ini daya beli masyarakat turun drastis.” ucap Hendri, pedagang lainnya.
Hendri berharap, kondisi daya pembeli sepi ini tidak berangsur lama dan bisa kembali normal. Sebab, jika hal ini berlangsung lama, maka imbasnya pedagang akan banyak yang gulung tikar alias bangkrut.
“Jika dua sampai tiga hari dagangan kita tidak laku, maka kita akan kembali turunkan harga jual. Kalau tidak, maka kerugian akan semakin besar. Lama-lama kalau kondisi ini terus belanjut, maka siap-siap gulung tikar.” bebernya. (al/ohs)