BekisarMedia.id — Menjelang pelaksanaan Pemilihan Gubernur (Pilgub) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tahun 2024, Syahrial Oesman yang merupakan Panglima Kemenangan pasangan Mawardi Yahya dan R.A. Anita Noeringhati, mengklaim bahwa pasangannya segera mendapatkan dukungan dari Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
Pengamat politik di Sumsel, Kemas Khoirul Mukhlis, melihat, Pilgub Sumsel tahun 2024 berpotensi terjadi duel head to head antara pasangan Herman Deru dan Cik Ujang dengan pasangan Mawardi Yahya dan R.A. Anita Noeringhati (MATAHATI).
Dia menyatakan bahwa kunci utama pertarungan tersebut, terletak pada dukungan dari Partai Golkar. “Kecuali pihak Heri Amalindo berhasil merebut dukungan dari partai berlambang pohon beringin itu.” ujar Kemas Khoirul Mukhlis kepada wartawan, hari Selasa tanggal 16 Juli 2024.
Menurut Kemas Khoirul Mukhlis, jika pengakuan Syahrial Oesman tersebut terbukti benar, maka harapan kandidat lain bisa terkubur. Sebab, Partai Golkar merupakan pemenang pada Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumsel tanggal 14 Februari 2024 lalu. Sehingga dukungan yang diberikan, menjadi strategis dan penting. Pastinya akan menambah kekuatan MATAHATI jika berhasil mendapatkan dukungan dari Partai Golkar.
“Artinya, duel akan terjadi antara MATAHATI dengan Herman Deru dan Cik Ujang. Ini pastinya seru. Walau secara dinamika dan edukasi politik, semakin banyak kandidat, harusnya lebih baik dalam memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menentukan pilihannya.” ucap sosok yang akrab disapa dengan panggilan KKM itu.
Lebih lanjut, KKM mengatakan, hingga batas pendaftaran Partai Politik (Parpol) pada tanggal 27 Agustus 2024 nanti, semua kemungkinan masih bisa terjadi. “Bahkan, belajar dari Pilkada sebelumnya, tidak menutup kemungkinan, mendekati batas waktu pendaftaran, Parpol mengalihkan dukungan ke kandidat lain, termasuk juga sangat mungkin untuk berganti pasangan dengan berbagai alasan.” ungkapnya.
KKM menilai peta politik sudah mulai kelihatan. Saat ini, yang gencar melakukan sosialisasi menyapa masyarakat, hanya tersisa pasangan Herman Deru dan Cik Ujang dengan pasangan MATAHATI. “Ini realita yang terjadi saat ini. Yang lain bisa saja tengah menyusun strategi atau menunggu sinyal Parpol untuk terus maju atau tidak. Biarlah semua berproes sampai hari terakhir pendaftaran nanti.” ujarnya.
Waktu yang tersisa untuk bersosialisasi, terus berjalan. Oleh karena itu, para kandidat tentunya tidak akan menyia-nyiakan waktu yang ada. Namun menurut KKM, belum ada isu dan gebrakan berarti yang dilakukan oleh para kandidat.
“Ini yang disayangkan. Pola sosialisasi masih terkesan monoton dan mudah ditebak. Seperti deklarasi dukungan sana sini, serta kunjungan-kunjungan. Belum banyak inovasi yang dilakukan di tengah masyarakat.” tegasnya. (ohs)