BekisarMedia.id — Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia (RI), Rahman Hadi, menghadiri acara penyampaian hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) II tahun 2023.
Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, di Jakarta Convention Center, Jakarta, pada hari Senin tanggal 8 Juli 2024.
“Hari ini, BPK RI menyerahkan hasil pemeriksaan untuk semester II tahun 2023. Laporan tersebut diserahkan Ketua BPK RI, Isma Yatun, kepada Presiden Republik Indonesia dan dihadiri semua elemen.” ucap Rahman Hadi, usai menghadiri penyampaian hasil pemeriksaan BPK RI, dalam keterangan resmi yang diterima BekisarMedia.id, hari Senin tanggal 8 Juli 2024.
Rahman Hadi mengapresiasi setinggi-tingginya kepada BPK RI, terhadap pencapaian WTP kepada pemerintah, di mana DPD RI juga termasuk di dalamnya. Ia juga berharap, DPD RI bisa kembali memperoleh WTP yang ke 18 kalinya. “Semoga DPD RI bisa kembali memperoleh WTP yang ke 18 secara berturut-turut.” tukasnya.
Dalam sambutannya, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, memberikan penghargaan dan apresiasi kepada BPK RI yang telah melaksanakan tugas pemeriksaan keuangan negara dan terus meningkatkan profesionalisme dalam fungsi pemeriksaan, serta kepada pemerintah pusat dan daerah atas predikat WTP dalam laporan keuangan pemerintah tahun ini.
Pada kesempatan itu, Kepala BPK RI, Isma Yatun, menyampaikan di hadapan Joko Widodo, bahwa pertanggungjawaban dari realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 ini tercatat memperoleh opini WTP. Menurutnya, pemeriksaan LKPP 2023 mencakup laporan bendahara umum negara dan 84 laporan kementerian atau lembaga.
“Hasilnya, BPK memberikan opini WTP atas Laporan Keuangan Bendahara Umum Negara (LKBUN) dan 80 Laporan Keuangan Kementerian Lembaga (LKKL) serta opini wajar dengan pengecualian atau WDP atas 4 LKKL.” tegasnya.
Sementara dari Laporan IHPS II Tahun 2023, BPK mencatat adanya potensi kerugian negara senilai Rp93,44 triliun sepanjang 2017-2023. Pada saat yang sama, BPK juga telah menyelamatkan aset dan uang negara senilai Rp136,88 triliun sepanjang 2005-2023. Sebanyak Rp21,87 triliun di antaranya adalah atas hasil pemeriksaan periode RPJMN 2020 – 2023. (ohs)