48 Pelatih Perempuan Selesaikan Beasiswa FIFA dan PSSI, Masa Depan Sepak Bola Wanita Kian Cerah

BekisarMedia.id — Sebanyak 48 pelatih sepak bola wanita dari berbagai daerah di Indonesia, resmi menuntaskan program Coach Education Scholarships (Groups) Lisensi D yang digelar oleh PSSI bekerja sama dengan FIFA, dalam program FIFA Women’s Football Development. Pelatihan berlangsung intensif selama sembilan hari, dari 19 hingga 27 Mei 2025, di Bali United Training Centre.

Program ini merupakan bagian penting dari agenda transformasi sepak bola wanita di Indonesia, di bawah kepemimpinan Erick Thohir, sebagai Ketua Umum PSSI, dan menjadi tonggak sejarah sebagai kelompok pertama di Asia yang mendapatkan dukungan penuh dari FIFA, melalui skema beasiswa CES.

Dukungan FIFA dan Tokoh Sepak Bola Nasional

Pembukaan program dihadiri oleh Simon Toselli, FIFA Women’s Football Expert, serta disambut hangat oleh CEO Bali United FC, Yabes Tanuri, yang menyatakan komitmen klub terhadap pengembangan sepak bola wanita.

Suasana menjadi lebih inspiratif dengan kehadiran Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tisha, yang memberikan motivasi kepada para pelatih perempuan. Dalam pesannya, ia menekankan tanggung jawab besar yang dibawa oleh setiap peserta sebagai penerima beasiswa FIFA dan PSSI.

“Ada kehormatan dan tanggung jawab besar di balik logo ini.” ujar Ratu Tisha di hadapan peserta.

Tidak hanya itu, pelatih kepala Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, bersama para asistennya, juga turut hadir menyemangati. Ia menyampaikan mengenai pentingnya peran pelatih akar rumput sebagai fondasi masa depan sepak bola nasional.

Baca Juga :   Meta Football Juara Piala Pertiwi U14 Regional Surabaya 2025 Usai Tumbangkan Bulog Jatim

“Masa depan sepak bola ada di tangan para pelatih grassroots.” tegas Patrick Kluivert.

Komitmen Lokal dan Semangat Menginspirasi

Ketua Komite Sepak Bola Wanita PSSI, Vivin Cahyani Sungkono, aktif mendampingi peserta selama program berlangsung. Ia secara pribadi meminta komitmen dari seluruh pelatih untuk segera kembali ke daerah masing-masing, dan aktif membina tim-tim sepak bola wanita lokal.

Sebagai bentuk apresiasi, Ia juga mengajak seluruh peserta menikmati malam kebersamaan di tepi pantai dengan santapan khas Bali, memperkuat rasa persaudaraan dan semangat kolektif.

Momen emosional hadir dari pelatih asal Bengkulu, Erni Pranita, yang menyatakan tekadnya untuk mencetak pemain timnas dari daerahnya dalam 5–10 tahun ke depan.

“Saya ingin ilmu ini jadi nyata di lapangan. Saya percaya anak-anak di Bengkulu punya potensi.” ucap Erni Pranita.

Perpisahan yang Menggugah

Sebagai penutup kegiatan, Ketua Asprov PSSI Bali, Ketut Suardana, mengundang seluruh peserta ke kediamannya untuk menikmati malam perpisahan yang disertai penampilan tari Kecak, simbol budaya dan penghormatan dari Bali kepada perjuangan para pelatih perempuan.

Program beasiswa ini menjadi bukti nyata komitmen PSSI dan FIFA dalam memperluas akses, serta menciptakan ruang yang lebih besar bagi perempuan untuk berkontribusi sebagai pelatih, pemimpin, dan penggerak sepak bola wanita Indonesia.

Dengan semangat tinggi dari 48 pelatih perempuan yang telah lulus lisensi D ini, harapan akan masa depan sepak bola wanita Indonesia terlihat semakin terang. (try)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *