BekisarMedia.id — Upaya meningkatkan produktivitas pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mendapat angin segar dengan hadirnya program Listrik Masuk Sawah (LMS). Program ini diinisiasi oleh Anggota Komisi XII DPR Republik Indonesia, Dewi Yustiana, bersama PT PLN (Persero) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI.
Koordinasi lapangan program LMS dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 13 September 2025 di Desa Cahya Maju, Kecamatan Lempuing. Hadir dalam kegiatan ini yakni Wakil Bupati OKI, Supriyanto, perwakilan PT PLN ULP Tugu Mulyo, serta kelompok tani setempat.
Pada tahap awal, program ini akan direalisasikan di lima desa di Kecamatan Lempuing, yaitu Desa Cahya Maju, Cahya Bumi, Kuta Pandan, Cahya Makmur, dan Sindang Sari. Kehadiran listrik di area persawahan, diharapkan menjadi solusi strategis dalam penyediaan energi untuk pengairan sawah secara efisien, berkelanjutan, dan ramah lingkungan.
Dewi Yustiana menegaskan bahwa ketahanan energi dan ketahanan pangan merupakan dua program prioritas nasional yang saling mendukung. “Ketahanan energi dan ketahanan pangan itu dua-duanya program utama Presiden. Selain listrik masuk desa, juga listrik masuk sawah.” ujar Dewi Yustiana.
Politisi Partai Golkar ini menjelaskan bahwa mekanisasi pertanian membutuhkan sumber energi yang lebih murah dan mudah diakses. Program Listrik Masuk Sawah atau LMS ini, yang di beberapa daerah disebut Gerakan Listrik Masuk Sawah (Gelisah), diyakini dapat memperkuat upaya swasembada pangan nasional.
Wakil Bupati OKI, Supriyanto, optimis kehadiran listrik di sektor pertanian akan membawa perubahan signifikan bagi petani. “Dengan listrik yang tersedia, petani bisa meningkatkan produksi dari dua kali panen menjadi tiga kali setahun. Pendapatan mereka meningkat, biaya produksi bisa ditekan.” jelasnya.
PLN ULP Tugu Mulyo juga memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Kepala PLN ULP Tugu Mulyo, Cahyadi, mengatakan, pihaknya akan segera melakukan pemetaan dan survei untuk menentukan skala prioritas penyambungan listrik ke sawah-sawah di Lempuing.
“Tahap awal, kami akan memetakan sawah yang dekat dengan jaringan listrik PLN agar bisa segera disambungkan. Untuk sawah yang belum memiliki jaringan, kami akan melakukan perluasan secara bertahap.” ungkapnya.
Kelompok Tani Desa Cahya Maju menyambut baik program tersebut. Suparno, salah satu perwakilan petani, mengatakan listrik akan membantu mengurangi biaya operasional pengairan yang selama ini mengandalkan mesin pompa berbahan bakar minyak.
“Kalau ada listrik, biayanya bisa ditekan. Kami optimistis produktivitas pertanian meningkat, sehingga kesejahteraan masyarakat juga ikut naik.” ujarnya. (skb)
