Siangnya, acara Rapat Paripurna Istimewa dilanjutkan pada agenda kedua, yakni mengikuti siaran langsung Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia pada penyampaian Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang APBD Tahun Anggaran 2025 beserta Nota Keuangannya.
Dalam pidatonya, Presiden menyampaikan bahwa peran APBN harus dimanfaatkan untuk memperkokoh lompatan kemajuan, sehingga Indonesia bisa keluar dari middle-income trap yakni dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, dan membuka lebih banyak lapangan kerja.
“APBN 2025 dirancang untuk menjaga stabilitas, inklusivitas, dan keberlanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan melalui pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.” ungkap Presiden.
Penyusunan RAPBN 2025 didasarkan pada asumsi inflasi akan dijaga pada kisaran 2,5%, pertumbuhan ekonomi diperkirakan sebesar 5,2%. Presiden menekankan perlunya melanjutkan reformasi struktural, terjaganya kebijakan fiskal yang sehat, dan desain belanja dan pendapatan serta pembiayaan yang dirancang fleksibel untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi.
“Kita harus terus melanjutkan reformasi struktural, menjaga kebijakan fiskal yang sehat dan kredibel, dan meningkatkan kolaborasi kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan.” jelas Presiden.
Selanjutnya, Presiden menyampaikan strategi kebijakan jangka pendek yang difokuskan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan memperkuat kesejahteraan dan pemerataan antardaerah. Adapun strategi tersebut dilakukan melalui program Makan Bergizi Gratis (MBG), pengembangan ekosistem pendidikan, penguatan lumbung pangan, dan peningkatan permodalan bagi UMKM.
Pembangunan yang Dirintis Jangan Berhenti
Ketua DPRD Sumsel, R.A Anita Noeringhati, mengatakan bahwa semangat perempuan untuk mengisi kemerdekaan tidak boleh surut.
“Itu kata Ibu Puan Maharani, dan apa yang disampaikan oleh bapak Presiden bahwa memang pembangunan terus berjalan dan yang diutamakan oleh era digitalisasi untuk kita semuanya bisa karena pembangunan tidak boleh berhenti dan kita juga bersyukur bahwa Ibukota Negara (IKN) bisa dipakai untuk merayakan 17 Agustus.” ujarnya.
Dirinya berharap, apa yang belum selesai dilakukan Presiden Joko Widodo, akan diserahkan kepada Presiden Terpilih, Prabowo Subianto. “17 Agustus ini menjadi momen terakhir bagi bapak Joko Widodo. Tadi sudah disampaikan bahwa beliau berharap bahwa pembangunan yang sudah dirintisnya jangan berhenti sampai di sini.” katanya.
R.A. Anita Noeringhati menambahkan, setiap tanggal 17 Agustus masyarakat Indonesia juga selalu merayakan dan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus tetap kuat rasa nasionalisme.
“Untuk mencapai nasionalisme ini, para pendiri bangsa sudah berkorban nyawa sehingga kita sebagai generasi penerus harus memberikan kontribusi positif untuk pembangunan di semua hal termasuk di Sumatera Selatan. Bagaimana membangun bangsa, membangun peradaban untuk kesejahteraan masyarakat.” ujar perempuan pertama yang menjabat Ketua DPRD Sumsel itu.
Dirinya mengatakan, Pidato Kemerdekaan Presiden Republik Indonesia, menggambarkan agar tidak boleh patah semangat dalam hal membangun dan mewujudkan Indonesia Maju. Mengisi kemerdekaan di Republik Indonesia dengan banyak hal yang bisa memberikan banyak manfaat untuk rakyat.
“Saya sangat apresiasi dan bangga dengan apa yang sudah menjadi capaian-capaian negara kita negara Republik Indonesia. Yang terpenting harapan kita semua ialah negara ini dan masyarakat dapat semakin baik.” ucap R.A. Anita Noeringhati. (ohs)