Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Ilustrasi gangguan mental. (foto RSUP Soeradji Tirtonegoro)
Ilustrasi gangguan mental. (foto RSUP Soeradji Tirtonegoro)

Mengenali Penyebab dan Obat Gangguan Psikosomatis, Penyakit Mental yang Viral Setelah Peserta Test CPNS di NTB Mengalami Tubuh Kaku

BekisarMedia.id — Beberapa hari ini, viral di Media Sosial TikTok, seorang wanita yang akan mengikuti test penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, tiba-tiba tubuhnya kaku.

Video yang diunggah oleh akun tiktok @husna75 itu mendapatkan berbagai macam komentar dari pengguna TikTok. Diantaranya yakni akun @endaah_m. Dia mengatakan bahwa kejadian tersebut adalah Gangguan Psikosomatis dan dirinya juga pernah mengalami hal itu.

“Ya Allah itu psikosomatis, aku pernah pas serangan panik di bawa ke UGD seluruh badan kaki gak bisa digerakkan, sehat2 ya mbak.” tulisnya di kolom komentar video tersebut.

Sementara itu, pengguna Tiktok dengan nama SR Kediri di akun @semanggiraya, mendo’akan agar perempuan tersebut segera diberikan kesembuhan dan mendapatkan hasil yang terbaik, yakni lulus dan diterima menjadi PNS.

“Ya Allah, semoga diberi kesembuhan dan lulus CPNS.” ucapnya.

Baca Juga :   Mawardi Yahya dan R.A. Anita Noeringhati Janji Kembalikan Sekolah dan Berobat Gratis

Menarik untuk diketahui, apa yang dimaksud dengan Psikosomatis, Penyebabnya, dan hal apa yang harus kita lakukan, agar terhindar dari gangguan tersebut.

Dikutip dari siloamhospitals.com pada hari Jum’at tanggal 18 Oktober 2024, Psikosomatis merupakan istilah yang berasal dari kata Psyche (pikiran) dan Soma (tubuh). Jika diartikan, gangguan Psikosomatis atau Psikosomatik adalah munculnya keluhan fisik tanpa alasan medis yang jelas, melainkan dipengaruhi oleh pikiran dan emosi. Apabila rasa takut, cemas, dan stres meningkat, maka keluhan fisik yang timbul, bisa semakin buruk.

Seperti diketahui, otak manusia menghasilkan berbagai senyawa kimia yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Beberapa diantaranya adalah hormon endorfin yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit dan meningkatkan suasana harti, serta zat gamma globulit yang bertugas untuk memperkuat sistem imun.

Sebagian besar proses produksi senyawa-senyawa itu, tergantung pada pikiran dan emosi. Misalnya, jika tubuh merasa sakit, namun pikiran tetap positif, maka otak akan melepaskan lebih banyak hormon endorfin untuk membantu proses pemulihan tubuh.

Baca Juga :   Hj. Lucianty dan H. Syaparuddin Usung Program Sekolah Gratis Plus untuk Warga Kabupaten Muba

Sebaliknya, apabila seseorang selalu berpikir negatif, otak bisa memerintahkan tubuh untuk melepaskan hormon yang bisa meningkatkan tekanan darah, mempercepat detak jantung, dan menyebabkan ketegangan otot, sehingga muncul berbagai gejala pada tubuh.

Jadi, meski pengidapnya melakukan pemeriksaan ke dokter, dokter tidak akan menemukan penyakit apa-apa. Meski begitu, kondisi ini tidak dapat disepelekan, keluhan fisik akibat gangguan Psikosomatis tetap memerlukan penanganan yang sesuai dengan gejala dan penyebab psikologisnya.

Lantas apa yang menjadi penyebab dari gangguan Psikosomatis? penyebab utamanya adalah fikiran dan emosi negatif yang terjadi secara terus menerus dan menimbulkan rasa cemas hingga stres. Pada dasarnya, stres merupakan sinyal bahwa tubuh sedang dalam mode Fight or Flight.

Ketika mode tersebut aktif, maka tubuh bisa menghindari ancaman yang dianggap berbahaya. Misalnya, berlari saat dikejar oleh hewan yang ditakuti. Sayangnya, tidak semua orang bisa mengelola stres dengan baik, sehingga akhirnya menimbulkan kecemasan, hingga gejala Psikosomatis.

Adapun beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan Psikosomatis yakni sulit mengekspresikan diri, pernah menjadi korban pelecehan seksual, gaya hidup tidak sehat atau berantakan, pernah mengalami penelantaran semasa kecil, kecanduan narkoba dan alkohol, kesulitan mencari pekerjaan.

Seseorang yang mengalami gangguan Psikosomatis, biasa mengeluhkan penyakit seperti nyeri perut, nyeri dada, bahkan hingga jantung berdebar. Selain itu, beberapa gejala dan ciri-ciri Psikosomatis yang bisa muncul yakni nyeri perut atau ulu hati, nyeri pinggang, nyeri dada, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, sesak napas, keringat dingin, gemetaran (tremor), dan jantung berdebar.

Baca Juga :   Sentuhan Perempuan di Politik Muba : Hj. Lucianty Disebut Akan Membawa Perubahan untuk Semua

Gangguan Psikosomatis juga bisa ditandai dengan memburuknya penyakit yang sebelumnya sudah ada. Beberapa masalah kesehatan yang bisa diperburuk oleh tekanan psikis, emosi, dan pikiran adalah hipertensi, psoriasis, eksim, maag, dan penyakit jantung.

Gejala lain dari Psikosomatis adalah merasa khawatir secara berlebihan, meskipun mengalami gejala fisik yang ringan. Gejala psikosomatis biasanya muncul akibat stres, beban pikiran yang berat, atau berada di bawah tekanan.

Adapun beberapa pengobatan dan cara mengatasi gangguan Psikosomatis yang dapat dilakukan yakni Psikoterapi, Hipnoterapi, Pemberian Obat-Obatan, menerapkan gaya hidup sehat. Beberapa tips gaya hidup sehat yang dapat dilakukan guna mengurangi sters dan rasa cemas pada pengidap ganguan Psikosomatis yakni menerapkan pola mkana sehat dengan gizi seimbang, rutin berolahraga, menciptakan kualitas tidur yang baik dan cukup, meningkatkan interaksi dan keterbukaan dengan orang terdekat. (ohs)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *